Ajarai ibu Anda bernyanyi seperti dulu dia mengajari Anda menyanyi. Demikian pesan para dokter di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston, Massachusetts, Amrika serikat, pada keluarga pasien yang tengah menjalani perawatan pascaserangan stroke. Menyanyi dan berkata-kata, katanya, erat kaitannya dengan pemulihan kesehatan otak.
Para dokter menggunakan metode menyanyi ini terutama bagi pasien yang kehilangan kemampuan berbicara pasca-stroke. Musik diyakini dapat membantu orang dengan kerusakan otak parah dan membantu mereka belajar bagaimana berbicara lagi. Teori ini didasarkan pada sejumlah studi, dan hasilnya telah dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan akhir pekan lalu.
"Musik dan membuat musik adalah bentuk spesial dari suatu alat atau intervensi yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan neurologis," kata Dr Gottfried Schlaug, profesor neurologi di Beth Israel dan Harvard University. Menurutnya, sangat jarang kegiatan lain yang bisa benar-benar mengaktifkan atau terlibat banyak di otak selain aktivitas yang menggembirakan itu.
Di Amerika serikat, tiap tahun ditemukan 750 ribu hingga 800 ribu kasus stroke pertahun. Dari kasus itu, 200 ribu di antaranya mengalami kesulitan berkomunikasi atau biasa disebut sebagai aphasia. Di antara pasien aphasia itu, 60 ribu hingga 70 ribu terbantu dengan terapi musik dan bernyanyi.
Schlaug sendiri menciptakan teknik yang disebutnya Melodic Intonation Therapy, untuk kembali mengumpulkan memori pasien dan melatihnya berbicara. "Melodi dan ritme membantu pasien untuk menumbuhkan kembali kemampuannya berbicara," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar