Mari bersama-sama berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, berpendidikan dan bernuansa islami

Rabu, 02 Februari 2011

Kepada Uang Hukum Bersujud

Editorial sebuah media masa nasional memberikan julukan baru untuk Indonesia: negeri lelucon! Julukan ini melengkapi gelar-gelar sebelumnya mulai dari negara gagal, negara para koruptor sampai yang sangat keras: negara biadab! Betapa tidak, di negeri lelucon ini seorang tersangka penggelap pajak biasa berkeliaran bebas bertamasya; bukan hanya Bali, tetapi sampai ke Kuala Lumpur dan Makau.

Gejolak Mesir dan Reformasi Gagal Indonesia

Mengikuti Tunisia , Mesir bergolak. Dengan keberanian yang luar biasa , rakyat Mesir turun ke jalan-jalan menuntut turunnya rezim diktator Mubarak. Menerjang barisan pasukan keamanan bertampang seram , tidak peduli desing peluru siap merobek tubuh mereka. Rakyat Mesir sudah muak terhadap kediktatoran Mubarak yang terus dibela dan dilindungi oleh negara asing Amerika Serikat. Krisis ekonomi , kemiskinan dan pengangguran menjadi api yang membakar kemarahan.

Sabtu, 04 September 2010

Prinsip Hidup Sederhana Warren Buffet

Selama 1 jam interview CNBC dengan Warren Buffet, orang terkaya didunia saat ini, yang telah menyumbang $ 31 milyar untuk kegiatan sosial.Marilah kita ikuti beberapa aspek yang menarik dalam hidupnya

1. Pertama kali dia membeli saham investasi pada usia 11 tahun dan dia katakan itu sudah terlambat !
Ajarkanlah anak – anak anda berinvestasi sejak dini.

2. Dia membeli sebuah ladang kecil pada usia 14 tahun dari hasil mengantar koran
Sesuatu bisa dibeli dengan sedikit tabungan
Ajarkanlah anak – anak anda untuk memulai sebuah bisnis.

Menyusun Strategi Sebelum Bertarung

Sebelum bisnis dijalankan, sebaiknya Anda menyusun terlebih dahulu berbagai strategi yang akan Anda jalankan nantinya. Dengan adanya strategi ini, maka rumah makan yang anda kelola akan lebih terkonsep dan Anda bisa menjalankannya dengan lebih terarah.
Buat Rencana Bisnis Yang Sederhana Tapi Nyata
Bagi sebagian pengusaha, filosofi ”mengikuti air mengalir” sering digunakan. Namun saran saya, jangan jalankan filosofi ini ”mentah-mentah”.

Senin, 30 Agustus 2010

SIRI SAHABAT NABI: SI ABDUL RAHMAN YANG TAK NAK KAYA!

Di dalam dunia hari ini, kita sering teruja apabila didedahkan dengan barisan manusia terkaya di dunia. Harta kekayaan mereka mencecah jutaan dollar Amerika bukan lagi Ringgit Malaysia. Bahkan ada yang tidak terhitung lagi banyaknya. Hidup mereka pula disaluti kemewahan dunia yang amat berkilauan dan mereka menjadi idola kepada ramai orang lain. Kayanya mereka, sehinggakan ada sesetengahnya membina rumah bagaikan istana di kayangan dan deretan rumah lain sebagai istana hinggapan. Kayanya mereka, sehingga mampu membeli jet peribadi sendiri, yang membolehkan mereka terbang dengan pantas ke sana ke mari. Kereta mewah mereka jangan dihitung lagi, pakaian mereka pula pastinya daripada butik tersohor jahitan tukang ternama. Pendek kata, mereka menikmati hidup di atas dunia ini semahu-mahunya.

Islam dan Kekayaan

“Islam suruh umatnya hidup sederhana, tidak perlulah ada duit banyak-banyak. Buat apa nak jadi kaya.”
“Dalam Islam mana ada suruh umatnya jadi kaya-raya.”
Ini antara pendapat yang sering saya dengar bila saya mengajak kawan saya berbual tentang bisnes ataupun tentang kewangan. Memandangkan mereka memberi jawapan begitu, saya tidaklah berhasrat untuk bertengkar lidah.

Tetapi betulkah yang Islam tidak suruh umatnya jadi kaya? Mungkin ramai yang tersalah anggap tentang hidup para sahabat Nabi Muhammad.
Berapa agaknya jumlah kekayaan para sahabat Nabi
Mereka memang hidup bersederhana tetapi mereka sebenarnya tersangat kaya. Itu yang dinamakan zuhud. Zuhud bukannya bermaksud asal dapat hidup, itu sudah mencukupi. Zuhud bukannya menyuruh umat Islam menjadi miskin.

Menjadi Orang Kaya yang Selamat

Cita-cita menjadi kaya, itu pasti manusiawi. Tapi menjadi orang kaya yang baik, adalah pilihan. Kita dapat becermin pada generasi silam. Bayangan enaknya jadi orang kaya, empat belas abad yang lalu, pernah dikemukakan beberapa sahabat di hadapan Khalifah Umar bin Khattab.

Waktu itu, Umar naik mimbar dan bertanya kepada jamaah, ‘’Kemukakan keinginan kalian.’’ “Aku mengandaikan mendapat rumah yang dipenuhi dirham, lalu aku infakkan fi sabilillah”, jawab seseorang. ‘’Utarakan keinginan kalian,’’ kata Umar lagi. ‘’Aku mengandaikan mendapat rumah yang dipenuhi emas, lalu aku infakkan fi sabilillah,’’ jawab seorang lainnya. ‘’Sampaikan keinginan kalian,’’ kata Umar lagi. ‘’Aku mengandaikan mendapat rumah yang dipenuhi permata, lalu aku infakkan fi sabilillah,’’ jawab seorang lagi. ‘’Apalagi selain itu?’’ kata orang-orang ketika Umar mengulangi pertanyaannya (Imam Bukhari dari Zaid bin Aslam, dalam Tarikh As Saghir: 29).