Di hampir setiap daerah / kota, kita jumpai aneka makanan khas dari daerah setempat. Makanan ini salah satunya berupa kue / jajanan tradisional, atau kue umum yang sudah biasa dijumpai di warung-warung dan kios kue. Kebutuhan akan jajanan kue ini akhir-akhir ini ada kecenderungan tergeser dengan jenis kue-kue kontemporer yang dihasilkan dari home industri maupun industri besar.
Beberapa waktu lalu di beberapa tempat sempat kita jumpai adanya penyelengaraan festival makanan, yang salah satu tujuannya adalah melestarikan aneka kue/jajanan tradisional yang bahkan bisa jadi sudah susah dijumpai di pasar. Mungkin di antara kita ada yang (pernah) akrab dengan aneka jajan seperti ini : nagasari, semar mendut, bakwan, pisang goreng, ubi goreng, dadar gulung, arem-arem, lemper, lentho, ketimus, tahu isi, tempe mendoan, tahu bacem, tempe bacem, tape goreng, krupuk karak, emping goreng, bala-bala, serabi, apem, getuk goreng, dll dll.
Nah, kenapa tidak kita coba jajagi membuat semacam pusat aneka jajan/kue-kue seperti itu. Agar tidak terlalu beresiko, kita bisa memposisikan diri sebagai tempat penampung/penitipan aneka kue tersebut dari orang lain. Hal ini juga bisa mengurangi besarnya modal yang harus kita keluarkan bila harus memproduksi sendiri jajanan sebanyak itu. Di tengah masyarakat juga masih banyak yang membutuhkan aneka kue/jajan tersebut, semisal untuk acara arisan, pengajian, kerja bakti, memberi suguhan tamu, pendamping acara nonton tv, bioskop, dll, dll. Menurut hemat penulis, masih punya prospek lah :)
Langkah yang pertama harus kita pikirkan adalah mencari lokasi/tempat usaha yang baik, strategis, mudah dijangkau oleh publik atau masyarakat. Dengan memasang plang nama/spanduk besar yang menarik di lokasi usaha, tentu akan mudah cepat dikenal publik. Berikutnya membuat suasana interior yang bersih, menarik, nyaman. Melengkapi dengan etalase yang akan digunakan untuk menaruh kue-kue. Pastikan etalase mampu meminimalkan gangguan dari debu, serangga-serangga pengganggu, dll. Sebaiknya terbuat dari kaca bening. Misal ukuran etalase kaca 2 meter, sebanyak 3 buah.
Siapkan SDM untuk melayani pembeli dan penerima titipan kue. Buat promosi yang menarik via brosur/leaflet atau siaran radio lokal, koran, tabloid, dll.
Buat pengumuman di lokasi usaha, bahwa pemilik juga terus menerima titipan aneka kue/jajanan dari masyarakat. Ada baiknya disertai semacam prosedur quality control, misal pemilik usaha mencoba meminta sampel dari calon penitip kue, sebelum jajanan tersebut dibolehkan turut dijualkan. Hal ini untuk menguji kebersihan, rasa, dan keamanan produk bagi claon konsumen. Jajanan yang bersifat basah biasanya masa edar jual tidak lebih dari 12-24 jam. Lebih dari itu kue bisa basi.
Buat aturan ketat agar penitip kue senantiasa menjaga kualitas produk olahan mereka. Sehingga akan dapat menjaga image usaha, melindungi customer dan meningkatkan omset penjualan. Buat administrasi/metode pelayanan yang menyenangkan dan cepat bagi customer. Keuntungan diambil dari selisih antara harga jual dengan harga asal dari penitip kue. Bisa jadi antara Rp 100 - Rp 500 untuk kue-kue kecil. Lumayan kan, seandainya sehari bisa menjual hingga 500 buah kue. Apalagi bila omset penjualan sudah makin besar. Operasional usaha juga tidak rumit.
Bagaimana, mau mencoba? Semoga bermanfaat ! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar