Mari bersama-sama berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, berpendidikan dan bernuansa islami

Senin, 26 Juli 2010

Membisniskan barang bekas

Barang bekas, barang second, re-furbish ternyata tidak selamanya berkonotasi "useless". Pengalaman yang pernah penulis jumpai di kota Bandung, ada usaha yang tergolong sukses dalam membisniskan barang bekas. Bahkan tokonya terkenal luas hampir seantero Bandung, karena diberi dengan nama unik "BABE" (BArang BEkas).

Idenya sebenarnya sederhana, BABE menyediakan tempat berjualan dan sekaligus memanage penjualan. Adapun supply barang-barang dagangannya sendiri datang dari publik/masyarakat luas. dari mulai sepatu-sandal bekas, arloji, perkakas elektronik, pakaian, alat-alat olah raga, perkakas rumah tangga, alat musik, perlengkapan kantor, sepeda, bahkan hingga mobil bekas pun pernah ada dalam daftar jualan mereka. Promosi usaha nya tergolong aktif (bahkan menurut penulis, inilah kekuatan utama BABE), unik dalam inovasi dan kreatif dengan menggunakan beberapa medium (iklan di radio, media cetak, promosi on-the road, acara offair, dll).
Mekanisme ringkas management nya: setiap item barang dari pelanggan yang hendak dititipkan, dikenai fee titipan (misal Rp 2500) untuk masa waktu tertentu penitipan. Hasil penjualan dari setiap barang yang terjual, BABE pun masih mendapatka komisi sekian persen.

*Bayangkan bila (seandainya) dalam sehari saja BABE menerima titipan spt ini: 50 buah jaket, 100 pasang sepatu, 50 pasang sandal, 20 arloji, 20 jam meja, 30 buah topi, 40 potong kemeja, 25 buah alat dapur, 20 buah alat elektronik, 15 buah alat musik, 25 buah alat olah raga, 50 buah handphone, 35 buah aksesori fashion anak muda, 3 buah komputer, 10 kursi kantor, 30 tas kuliah/kantor. [hmmmm ... menarik bukan bila diakumulasikan dalam sebulan nya]

Ide ini menurut penulis bisa saja diadopsi untuk kota manapun (sekedar info: di Bandung saja, usaha sejenis yang mengikuti jejak BABE banyak bermunculan), dengan penyesuaian kapasitas dan besarnya skala usaha dengan kemampua kita. Bisa saja kita mulai dengan ide "Garage Sale", menjual barang-barang second di garasi. Sambil mencoba menerapkan "resep BABE", toko menerima juga titipan barang jualan dari masyarakat/pengunjung. Lakukan promosi dengan inovatif dan aktif, atur layout tempat usaha semenarik mungkin, go to business !

Selamat mencoba memulai BABE (BArang BEkas), RANGKAS (barang bekas), BASE (barang second), "serba 2nd", "Toko Second" sendiri, dsb :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar