Mari bersama-sama berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, berpendidikan dan bernuansa islami

Rabu, 28 Juli 2010

Membangun MultiGroup Bisnis

Itulah obsesi Andi Sufariyanto. Obsesi itu satu persatu diraihnya dengan membangun Adila Group, sebuah kelompok bisnis yang bergerak dan menjarah bisnis di distribusi garment, distribusi produk spa dan aroma therapy, perusahaan penyedia virtual office serta perusahaan investasi dan pengelolaan property.

Di sebuah event Lomba Wirausaha Muda Mandiri 2008 yang diadakan olehBank Mandiri, Andimenyempatkan ikut mendaftar mengikuti lomba tersebut dengan satu tujuan yaitu mendapatkan networking bagi sesama pengusaha muda yang juga mengikuti acara tersebut.
Bagi Andi, kesuksesan berbisnis ditentukan oleh kemampuan seseorang membentuk jaringan bisnis dan bagaimana mengembangkannya.
Belajar Bisnis Sejak Mahasiswa
Andi Sufariyanto, pebisnis muda, alumnus D3 Teknik Mesin Institute teknologi 10 November Surabaya (ITS)bukan berasal dari keluarga pebisnis atau wirausahawan. Kedua orangtuanya adalah pegawai di sebuah BUMN dan ia justru terobsesi menjadi wirausahawan pada saat harus bergulat harus hidup mandiri sebagai mahasiswa di kota Surabaya.
Ia yang lahir dan besar di Padang, Sumatera Barat dan harus merantau ke Surabaya untuk melanjutkan kuliah menjadikan dirinya terpacu mengpai kesuksesan sejak muda.
“Sejak SMA saya sudah tertarik dan bercita – cita menajdi wirausahawan,” ujar anak pertama dari dua bersaudara dihadapan dewan juri WMM 2008 di Jakarta.
Karenanya, semenjak kuliah di tahun pertama, Andisudah mencoba berbisnis jual beli handphone, jual barang dengan harga lima ribuan, membuka bengkel mobil dan aneka bisnis lainnya.
Sejak mahasiswa berbisnis karena ada obsesi besar yang ingin dibangunnya. Ia ingin kaya diusia muda, memiliki dan mendapatkan financial and time freedom, seperti banyak tokoh dan kisah sukses pebisnis hebat lainnya.
“Saya ingin pensiun dini di usia 33 tahun,” ujar AndiTahun ini (2008) ia baru berusia 27 tahun dan ia masiih memiliki waktu 6 tahun untuk membangun kerajaan bisnis yang dicita – citakan yang berkonsep “commercial profitable enterprise that works without me”
Harapan lainnya yang ia mimpikan adalah sedapat dan sebanyak mungkin dapat membantu orang lain dan agar bisnusnya dapat menjadi berkah bagi masyarakat lainnya.
Boleh dikata semua bisnis pernah ia coba. Tapi karena ketiadaan modal saat masih menjadi mahasiswa, maka bisnis yang dipilih dan dijalani adalah bisnis yang tidak memerlukan modal alias menjadi pedagang perantara dari produk – produk milik orang. Istilah kerennya, menurut Andi, menjadi makelar.
Menjadi makelar, selain ia belajar pemasaran, ia juga akhirnya mengetahui selisih harga setiap produk antara harga di penjual dan pembeli. Berangkat dari sanalah ia mrmahami berbagai produk dan seluk beluk berbisnis.
Sempat Shock
Tidak semua perjalanan dan pengalaman bisnisnya memberikan kenanbgan yang indah. Ada kalanya berbagai kendala dan halangan menghadang setiap kali ia menjalankan bisnis. .
Saat merasa mulai cukup mumpuni berbisnis handphone, pada tahun 2002 lalu Andimencoba membuka usaha service handphone. Namun usaha ini tak berjalan. Kerugian demi kerugian terus mendera dan ia terpaksa harus menutup usaha service handphonenya
“Saya sempat shock waktu itu. Saya tidak mengira bisa terjadi hal yang sama sekali tidak terduga,” ujarnya.
Hampir beberapa bulan pengalaman ini menjadikan ia terpekur, mencoba menggali kesalahan apa yang seharusnya tidak terjadi. Di hadapan juri WMM ia bahkan sempat merasa dirinya tidak ada gunanya dan merasa putus asa dari apa yang pernah ia alami.
Kembali Bangkit
Berangkat dari pengalaman inilah, akhirnya ia mencoba kembali bangkit. Yang harus dilakukannya adalah berdoa dan mengasah pikiranya untuk berfikir positif, selain itu harus selalu memegang control usaha dengan lebih baik dan tidak pasrah pada nasib.
“Saya mempunyai prinsip, apa yang bisa saya lakukan hari ini akan saya kerjakan dengan effort seratus persen. Masa lalu tidak bisa diubah, masa depan tidak ada yang bisa meamstikan tetapi masa depan bisa dikontrol denga langkah yang cermat,” ujar owner Adila Group ini.
Berangkat dari keyakinan itulah, Andimulai menapaki hari demi hari bisnisnya dengan penuh keyakinan. Ia mulai merambah bisnis distribusi fashion dan mengembangkannya hingga ke berbagai daerah di Indonesia. Mitranya sudah mencapai 150an, demikian juga dengan bisnis propertinya yang terus berkembang. Rumah kost-kostan eksklusif juga dimanage dengan baik, serta penyewaan virtual office dan bisnis-bisnis lain yang terus diciptakan sehingga menjadi bisnis yang memberikan keuntungan optimal. Ia juga, bersama istrinya, Laila Asri, membangun bisnis body care product, yang kini terus dikembangkannya menjadi entitas bisnis yang memiliki prospek yang menjanjikan. Seperti sharing yang sering disampaikan ke barbagai forum, Andi memberikan tips cara mengatasi keterbatasan modal yang biasa menjadi kendala mahasiswa atau para pemula untuk memulai usaha.
“Awali dengan bermitra, yakinkan calon mitra anda atau investor untuk diajak bekerjasama dengan bisnis yang anda gagas. Jika anda dapat melakukan, itu merupakan langkah awal kesuksesan anda berbisnis,” ujarnya. Tentang visi bisnisnya ke depan, Andi ingin dapat berpartisipasi aktif dalam mencetak wirausahawan baru di Indonesia dan memiliki 10.000 orang tenaga kerja yang bekerja di usahanya. Langkah – langkah itu terus digapainya, terus diraihnya, untuk menjadikan bisnis menggurita dan memberikan manfaat bagi masyarakat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar