Mari bersama-sama berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, berpendidikan dan bernuansa islami

Senin, 26 Juli 2010

Buka toko virtual di Web

Pernah dengar kisah anak SMU yang sukses berjualan CD software di internet? Hingga sekarang, --sejauh yang penulis ketahui-- usaha yang ia rintis tersebut tetap eksis. Ide ini sudah lama juga ada di dalam benak pikiran penulis, cuma terkendala banyak faktor, yang hingga kini akhirnya belum terealisir juga. Idenya begini : kita punya kemampuan/skill membuat web, atau punya teman/kenalan yang memiliki skill tersebut.

Di sisi lain, di sekitar kita bertebaran banyak usaha jualan yang belum "tersentuh" oleh dukungan internet dalam melakukan pemasaran, kecuali mengandalkan daya serap lokal atau pelanggan setia selama ini. Misal : pembuat makanan khas suatu daerah (abon, bika, lunpia, keripik, gudeg, jenang, dodol, gethuk, dsb), atau pembuat merchandise, atau cendera mata, atau pelukis naturalis (pemandangan alam, abstrak, dsb), pakaian tradisonal (batik, tenun, dsb). Nah, peluang yang bisa kita gali dari sini adalah mempertemukan produk-produk "home industry" tadi dengan calon-calon buyer/atau distributor dari lokasi yang sangat jauh, dengan memanfaatkan internet sebagai tulang punggung promosi.
Posisi kita dalam hal ini sebagai perantara, dengan cara membangun sebuah website untuk toko maya (virtual store) yang menjual produk-produk tersebut. Adapun masalah keuntungan bisa diatur sedemikian rupa agar menyenangkan kedua belah pihak. Misal contoh sederhana : harga sebuah lukisan dari penjual dibandrol Rp 200,000. Di internet kita bisa pasang harga Rp 350,000 (sudah termasuk biaya pengemasan dan pengiriman). Dari selisih itulah kita berharap bisa mendapatkan untung.

Tips : pelajari contoh mekanisme sistem jual-beli bila melibatkan pembeli yang berlokasi sangat jauh. Perhitungkan secara matang semua komponen biaya untuk delivery produk ke buyer di tempat jauh, agar jangan sampai malah merugi, karena salah kalkulasi. Coba mulai mendekati calon buyer/distributor dari kalangan terdekat (family, kerabat, teman alumni, dsb). Bangun image "kepercayaan" dengan hati-hati, karena bisnis semacam ini menyaratkan kepercayaan sangat baik, baik dengan rekanan produsen maupun para pembeli, di tengah maraknya isu "penipuan" via internet yang sering kita dengar.

Ini saja dulu, sekedar mencoba mengakses ide lama yang terpendam dalam benak :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar